Sabtu, 31 Desember 2016

Penerapan Kedisiplinan Dalam Pendidikan yang Bersahabat



Disiplin berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi tertib dan teratur (Sumarno (Roy Rahman, 2012)). Disiplin suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin berkaitan pula dengan motivasi karena dengan adanya disiplin anak terdorong melakukan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mencapai apa yang diharapkan orang lain darinya, apakah itu keluarga, guru maupun teman-temannya (Belajar E-Learning  PEMBINAAN DISIPIN DAN PERILAKU ANAK.htm). Disiplin merupakan bentuk perilaku patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku tetapi kebutuhan itu lebih ditekankan pada kesadaran diri akan tetapi pada kenyataannya disiplin manusia dilatar belakangi karena adanya paksaan dan mengekang. Penerapan kedisiplinan diterapkan dimana saja akan tetapi Penerapan kedisiplinan lebih nyata diterapkan pada lembaga pendidikan seperti di sekolah walaupun ditempat lain juga diterapkan kedisiplinan.
Disiplin di sekolah berorientasi pada kewajiban guru dalam mendidik siswa dengan menanamkan disiplin pribadi yaitu takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. Menyimak dan menyaksikan pemberitaan di media massa dan elektronik akhir-akhir ini menggambarkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa umumnya masih tergolong memprihatinkan. Kuantitas pelanggaran yang dilakukan oleh siswa semakin bertambah dari waktu ke waktu. Dari berbagai jenis pelanggaran tata tertib sekolah, misalnya banyaknya siswa yang bolos atau pergi pada waktu jam belajar, perkelahian, terlambat datang ke sekolah, malas belajar, sering tidak masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, tidak membuat pekerjaan rumah, merokok, dan lain-lain.
Sekolah merupakan tempat terjadinya proses pendidikan untuk mencapai sumber daya manusia yang diharapka, dan manusia yang berkualitas. Sekolah juga membentuk bertugas membentuk kepribadian yang luhur, mulia, serta berdisiplin tinggi. Kenyataannya sering kali dijumpai siswa yang tidak disiplin dan menyimpang dari norma. Untuk mengatasi permasalahan tersebut terbentuklah suatu perturan untuk membentuk kedisiplinan tetapi dengan adanya peraturan yang diterapkan masih saja ada siswa yang melakukan pelanggaran. Hal ini dikarenakan tingkat kedisiplinan setiap siswa dalam menerima dan mengembangkan kepatuhan terhadap peraturan disekolah berbeda-beda. Untuk mengatasi hal tersebut beberapa sekolah menerapkan hukuman atau sanksi atas pelanggaran yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku-perilaku siswa. Akan tetapi peranan guru sebaiknya tidak pada perilaku menghukum siswa. Guru yang sering menghukum siswa mengganggu hubungan  kepercayan dan berbagai informasi yang diperlukan dari siswa.
Setiap siswa perlu  memahami akan adanya peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Setiap siswa yang melanggar ditangani oleh guru pembimbing agar selanjutnya mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. Untuk menciptakan kedisiplinan dalam pendidikan yang bersahabat seorang guru pembimbing haruslah betul-betul bersikap humanis kepada siswa yang melakukan pelanggaran agar dapat menciptakan hubungan yang saling percaya dan nyaman untuk mendapatkan berbagai informasi siswa yang bermasalah dan tidak menimbulkan rasa dendam dibenak siswa, serta tidak menimbulkan kekecewaan.
Dalam penerapan kedisiplinan dalam pendidikan yang bersahabat, guru pembimbing maupun guru mata pelajaran disarankan memiliki kompetensi kepribadian yang memperlihatkan sikap yang bersahabat atau komunikatif, memiliki pribadi yang menyenangkan, empatik, hangat, terbuka, mampu menerima perasaan, menghargai dan memberikan pemahaman yang baik tentang kedisiplinan yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap yang positif dan produktif agar meningkatkan ketaatan siswa terhadap aturan serta mendorong kepatuhan siswa.


Sumber bacaan:
Yuli Fajar Susetyo, perilakau mengajar humanis
Sisrianti, dkk Persepsi Siswa tentang Kompotensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling/ konselor.
Pratiwi Fajrin, Studi Deskriptif Pemahaman Kedisiplinan dalam Mentaati Tata Tertib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKAL DAN HATI PADA ZAMAN FILSAFAT MODERN DENGAN ALIRAN RENAISSANCE DAN RASIONALISME

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Dunia barat pada zaman sekarang dibanding dengan dunia barat pada zaman dahulu...