Jumat, 06 Januari 2017

MAKALAH TEORI AKAL DAN HATI MENURUT PARMENIDES DAN PROTAGORAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Telah kita ketahui sebelumnya bahwa pelaku filsafat adalah akal, dan musuh (atau partner)-nya adalah hati dan rasa. Pertentangan atau kerja sama antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan.
Pada sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang dan juga pernah kalah; hati pernah berjaya, pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama-sama menang. Di antara keduanya dalam sejarah, telah terjadi pergumulan berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Akal yang dimaksud di sini adalah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati ialah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik iman salah satunya.
Rivalitas antara kedua-duanya telah terjadi di dalam sejarah peradaban. Pada zaman Yunani Kuno, secara pukul rata akal menang. ini dihentikan oleh Socrates sehingga akal dan hati sama-sama menang.
Untuk dapat mengetahui bagaimana akal dan hati pada zaman Yunani kuno terutama oleh Parmanides dan Protagoras maka di tulislah makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini terbatas hanya pada bahasan dibawah ini, yaitu:
1.      Akal dan hati menurut Parmanides
2.      Akal dan hati menurut Protagoras


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir pada tahun 450 SM dan meninggal pada tahun 470 SM. Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia adalah murid Xenophanes, pendiri madzhab Elea. Namun pada akhirnya dirinyalah yang paling menonjol diantara para penganut madzhab Elea. Sekalipun ia adalah murid Xenophanes, ia tidak mengikuti pandangan-pandangan Xenophanes. Pengaruh sang guru terhadap dirinya hanyalah dalam penggunaan puisi untuk menyampaikan filsafatnya.
           Parmenides aktif dalam dunia politik dan konon ia ikut membentuk undang-undang bagi kotanya. Selain itu, ia adalah seorang tokoh relativisme yang penting. Ia dikenal sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan bisa dikatakan filsuf pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ia sangat dihargai oleh filsuf-filsuf lainnya, termasuk Plato dan Aristoteles. Plato amat menghargai metode Parmenides dan lebih banyak mengambil pemikirannya  dibandingkan  dengan filsuf-filsuf pendahulunya.
            Ia berpendapat bahwa hanya pengetahuan yang tetap dan umum yang mengenai yang satu sajalah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan budi itulah yang dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia dengan realitas. sebab itu yang merupakan realitas bukanlah yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam-macam, melainkan yang tetap. Realitas bukanlah yang menjadi melainkan ada. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
            Dalam The way of Truth  Parmanides bertanya: Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? ia menjawab : ukurannya ialah logika yang konsisten. Contoh. Ada 3 cara berfikir tentang Tuhan : pertama ada, kedua tidak ada, dan ketiga ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi, benar-tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah muncul masalah. Bentuk ekstrem pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.
            Yang ada itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah hanyalah yang ada saja sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada dijadikan dan tidak dapat musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
Parmenides (abad 5 SM) filosof Yunani, lahir di Ilea, Italy, pendiri mazhab Ileatic. Ia adalah pengikut Xenophanes, guru Zeno, dan mempengaruhi pemikiran Plato. Plato menamakan dialognya Parmenides, diambil dari namanya, yang menampilkan pendirian filosofisnya yang utama. Parmenides menulis On Nature, sebagai puisi didaktik dalam tiga bagian; puisi pendahuluan; “Di Jalan Kebenaran”; dan “Jalan Kepalsuan atau Ilusi”.

B.     Protagoras
Protagoras lahir dikota Abdera, didaerah Thrake, sekitar tahun 485 SM. Ia kerap kali datang ke Athena dan disana ia termasuk orang yang diperhitungkan dikalangan sekitar Perikles. Atas permintaan Perikles, Ia mengambil bagian dalam mendirikan kota perantauan, Thurioi, di Italia Selatan pada tahun 444 SM. Ia juga diminta untuk mengarang undang-undang dasar untuk wilayah baru tersebut.
Dikenal sebagai sofis pertama, Protagoras sangat terkenal dengan pernyataannya, “manusia adalah ukuran dari segala sesuatu.” Manusia adalah ukuran kebenaran dan kebenaran itu bersifat pribadi. Sehingga tidak akan ada ukuran absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori matematika juga dianggap tidak mempunyai kebenaran yang absolut.
Protogoras adalah salah seorang yang paling awal mengemukakan pandangan relativisme, dan menurut beberapa catatan, ia disiksa menurut keyakinannya itu. Sebagian besar catatan tentang protagoras banyak diketahui dari tulisan Plato, terutama yang berjudul Protagoras.
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan: "Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."
Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai individu. Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya. Contohnya bagi orang yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin. Sedangkan bagi orang yang sehat, angin itu terasa panas. Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut. Pandangan seperti ini dapat dikatakan relativisme sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.

C.    AKAL DAN HATI
Yang dimaksud akal disni adalah akal logis yang ada dikepala sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira ada didalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, ima termasuk disini.
Revalitas antara keduanya telah terjadi didalam sejarah peradaban, titik merah yang disitu telah terjadi pertarungan hebat keduanya mula-mula terjadi antara sufisme dan Socrates yang kedua anatra credo ut intelligamnya abad pertengahan dan derscrates dan yang ketiga sofisme disatu pihak dan Kant dipihak lain.pada zaman yunani kuno secara pukul rata akal menang ini dihentikan oleh Socrates sehingga akal dan hati sama-sama menang. Pada zaman skolastik abad pertengahan kemenangan ada pada pihak hati (iman) yang dihentikan oleh descrates. Setelah itu ada lagi yang mengerem akal yaitu Kant. Hasilnya Kant memenangkan kedua-duanya.
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme . rasionalisme yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sofis. Untuk dapat melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih dahulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filasafat yang ada sebelumnya.
Pada zaman sofis keadaan banyak berubah. Pada zaman ini akal dapat dikatakan menang mutlak. Manusia adalah ukuran kebenaran, juga semua kebenaran relatif yang merupakan ciri filsafat sufisme, jelas merupakan pertanda bahwa akal sudah menang mutlak terhadap iman. benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Bentuk ekstrim dari pernyataan itu ialah akal manusia. Ukuran dari kebenaran ialah manusia. Akibatnya adalah kekacauan kebenaran yaitu kekacauan kebenaran. Tidak adanya ukuran yang dapat berlaku umum tentang kebenaran, jelas merupakan penyebab kekacauan itu. Akibat selanjutnya iyalah semua teori sains diragukan, semua akidah dan kaidah agama dicurigai. Ini sudah cukup untuk dijadikan bukti bahwa manusia zaman itu telah hidup tanpa pegangan. Keadaan itu disertai pula oleh munculnya pembela-pembela kebenaran. Mereka mengajar, menjadi guru terutama bagi pemuda dalam filsafat, mereka menjadi filosof dan menjadi hakim. Bayangkan apa yang akan terjadi lebih lanjut kekacauan meluas hingga hadirlah socrates.
Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa permanides adalah filsuf yunani yang berpandangan bahwa yang benar adalah sesuatu yang abadi, permanen, tidak berubah dan tetap. Baginya yang ada adalah ada yang ada tidak mungkin berubah menjadi ada dan yang tidak ada tidak mungkin berubah menjadi ada. Sedangkan menurut protagoras, manusia adalah ukuran kebenaran dan kebenaran itu bersifat pribadi sedangkan manusia yang di maksud adalah manusia secara individu. pada masa ini akal lebih mendominasi dibandingkan dengan hati.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan uraian tersebut ialah benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Bentuk ekstrim dari pernyataan itu ialah akal manusia. Ukuran dari kebenaran ialah manusia.

B.     Saran
Dalam penulisan makalh ini kami mengetahui masih terdapat banyak kekurangan olehnya itu kami mengharap kritik dan saran dari para pembaca dan pendengar untuk penyempurnaan pembuatan makalah kami kedepannya.


                                     















DAFTAR PUSTAKA

Murtiningsih, Wahyu.2012.Para Filsuf dari Plato sampai Ibnu Bajjah.Jogjakarta:IRCiSoD.
Tafsir,Ahmad. 2013.Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sapai Capra.Bandung:Rosda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKAL DAN HATI PADA ZAMAN FILSAFAT MODERN DENGAN ALIRAN RENAISSANCE DAN RASIONALISME

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Dunia barat pada zaman sekarang dibanding dengan dunia barat pada zaman dahulu...