A. BENCANA DARI LUAR ANGKASA
Jatuhnya
Benda-benda Langit ke Bumi
Tanggal 8
oktober lalu, masyarakat dikejutkan oleh sebuah ledakan keras yang terjadi di
Bone Sulawesi Selatan. Ledakan itu disertai dengan pijaran cahya dari langit,
ada jejak asap, ledakan dan getaran. Ledakan seperti ini biasanya merupakan
benda jatuh antariksa. Bisa berupa benda antariksa alami, seperti meteor, Asteroid,
Meteor, dan komet. Bisa juga seperti buatan seperi satelit atau roket (sampah
antariksa). Ledakan terjadi karena tekanan atmosfer yang menyebabkan pelepasan
energy yang cukup besar.
1.
Meteor
Meteor
adalah batuan angkasa luar yang bergerak bebas. Merupakan asteroid kecil yang
ketika memasuki atmosfer umi gesekan udara menyebabkan meteor menjadi panas dan
menimbulkan cahya sehingga kadang kala kita sebut bintang jatuh. Orbit meteor
terhadap matahari dinamakan “Meteorid”
yang terdiri dari bebatuan dan bongkahan logam seperti besi dan nikel. Meteorid
yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan menyala tetapi belum mencapai
permukaan bumi disebut meteor.
Meteorid dapat
tertarik masuk kedalam atmosfer bumi karena terkena gravitasi bumi. Prof. Dr.
Thomas Djmaluddin mengatakan meteor tidak berdampak apapun kepada manusia di
bumi, kalaupun berdampak hanya paparan panasnya yang langsung menjadi dingin
begitu memasuki atmosfer bumi. Begitu pula resiko akibat kecepatan jatuhnya
meteor semakin dekat dengan bumi semakin melambat karena adanya hambatan udara
dan sampai pada ketinggian 20-30 km meteorit pun hanya jatuh bebas. Meski
demikian, jatuhnya meteor ke bumi menjadi peringatan kalau lapisan atmosfer
bumi semakin menipis dan memungkinkan jatuhnya meteor-meteor lainnya ke bumi.
2.
Asteroid
Benda-benda
alam dari angkasa yang berpotensi jatuh ke bumi bukan hanya meteor, ada juga
asteroid. Asteroid adalah planet
kecil berukuran kurang lebih 40 km yang bergerak mengelilingi matahari.
Asteroid juga dikenal dengan nama planet minor atau planetoid. Asteroid pertama
kali ditemukan oleh Ceres. Penemuan asteroid yang pertama terjadi lebih dari
dua abad yang lalu, yaitu pada tahun, oleh piazzi seorang astronom Italia.
3.
Komet
Komet
merupakan benda angkasa seperti lapisan batu yang terlihat mempunyai cahya
dikarenakan adanya gesekan-gesekan atom-atom di udara. Komet terdiri atas
kumpulan debu dan gas yang membeku.
4.
Ancaman
Bahaya Sampah Luar Angkasa
Sekitar
18.000 pecahan benda langit buatan manusia dengan diameter beragam, menjadi
sampah di luar angkasa yang kini memenuhi kawasan orbit dekat bumi. Akibat
penuh sampah, peristiwa kecelakaan benda langit menabrak satelit bukan lagi hal
yang luar biasa. Ancaman bahaya sampah luar angkasa semakin besar. Orbiter
dekat Bumi dipadati sampah benda langit buatan manusia. sampah luar angkasa di
orbit dekat Bumi memicu reaksi berantai, yang merusak satelit yang sudah tidak
berfungsi maupun yang masih aktif. Ledakan yang dipicu reaksi ini, memproduksi
sampah luar angkasa lebih banyak lagi dan memicu efek seperti longsoran salju.“
Bahkan pada
tanggal 12 maret lalu Stasiun Ruang Angkasa Internasional-ISS nyaris ditabrak
sebuah pecahan benda langit yang diameternya hanya 0,8 sentimeter tapi memiliki
kecepatan 30.000 km per jam. Menimbang ancaman bahayanya, para astronot yang
berada di ISS terpaksa berlindung di kapsul Soyuz, yang dapat segera melakukan
manuver melepaskan diri dari ISS jika terjadi bahaya. Menyikapi makin banyaknya
sampah di atmosfir Bumi itu, upaya yang kini dilakukan lembaga antariksa
berbagai negara dibagi tiga kategori besar, mencegah, mengawasi dan
memusnahkannya.
Ledakan
tidak diinginkan pada roket peluncur yang tertinggal di luar angkasa, merupakan
kasus paling banyak yang memproduksi sampah berukuran kecil dalam jumlah cukup
banyak di luar angkasa. Sampah lainnya adalah sisa bahan bakar padat, limbah
cair yang membeku serta pecahan satelit. Seberapa besar volume sampah di luar
angkasa itu, tidak ada yang tahu persis. Sebab perangkat radar di Bumi hanya
bisa mendeteksi sampah benda langit yang ukurannya minimal sebesar bola sepak.
Satelit
komunikasi di kawasan orbit dekat Bumi yang terancam tumbukan pecahan benda
langit.
5.
Badai Matahari
Menurut New Scientist, sebuah website di
inggris, badai matahari atau Solar Storm adalah siklus kegiatan peledakaan
dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot). Badai matahari merupakan fenomena alam yang terjadi pada
matahari ketika terlemparnya proton dan electron akibat aktivitas magnetic
matahari. Akibat aktivitas magnetic tersebut, gelombang magnetic yang mengarah
kebumi menghalangi sinyal-sinyal komunikasi. Oleh karena itu, seluruh alat
komunikasi yang menggunakan sinyal elektromagnetik tidak bisa berfungsi dengan
baik. Badai matahari terjadi karena adanya aktivitas matahari. Badai itu
disebaban oleh flare atau ledakan di
atmosfer matahari yang melontarkan partikel atomic yang menyerupai jilatan api
dan mengandung medan magnet. Peristiwa ini membangkitkan badai magnetic (magnetic storm) sangat kuat bila
berinteraksi dengan medan magnet bumi. Selama interaksi terjadi, partikel
bermuatan dalam jumlah beser dari matahari terperangkap masuk kedalam medan
magnet bumi melalua pintu kutub-kutub bumi. Peristiwa ini kemudian
membangkitkan arus listrik sangat kuat, disebut geomagnetically induced currents (GIC), yang bisa mengalir pada
jaringan listrik tenganagan tinggi dan menimbulkan kerusakan pada system
interkoneksi. Badai matahari berdamapak tidak langsung terhadap manusia, yaitu
terganggunya sinyal radio sehingga menyebabkan jaringan komunikasi menjadi
rusak, jelek, atau tidak berfungsi. Badai ini lebih banyak diderita penduduk
bumi yang dekat dengan lingakar kutub seperti AS, Kanada, dan Eropa.
B. PERTAHANAN BUMI
a.
Atmosfer
Atmosfer
adalah selimut gas yang menyelubungi sebuah planet khususnya planet bumi.
Atmosfer mengelilingi sebuah planet dengan lapisan yang sangat tebal bahkan
jaraknya sampai ribuan kilometer dari planet tersebut ke atas atau keluar
angkasa. Setiap planet mempunyai atmosfer yang berbeda-beda planet bumi sendiri
memiliki atmosfer dengan ketebalan kurang lebih sekitar 1000 kilo meter dari
permukaan bumi. Atmosfer terrdiri atas ber,acam-macam gas. Gas tersebut yaitu
nitrogen (sebesar 78%), oksigen sebesar 21%, Argon ebesar 0.9%, karbondioksida
0,03%, dan uap air, krypton, neon, xenon hydrogen, kalium, serta ozon 0,07%
Manfaat dan fungsi atmosfer
Inilah beberapa manfaat atmosfer:
·
Melindungi bumi dari berbagai macam benda luar angkasa yang
jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi bumi.
·
Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang sangat
berbahaya, untuk kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi dengan lapisan ozon.
·
Mengandung bemacam-macam gas yang dibutuhkan manusia, hewan
dan tumbuhan untuk bernafas serta untuk keperluan yang lainnya seperti oksigen,
nitrogen, karbon dioksida, dan lain-lain.
·
Media cuaca yang mempengaruhi angin, awan, salju,
hujan, topan, badai dan sebagainya.
·
Fungsi atmosfer salah satunya yaitu untuk mengatur
proses penerimaan panas dari matahari, ialah dengan cara menyerap serta
memantulkan panas yang dipancarkan matahari.
b.
Medan Magnet Bumi
Pada tahun 1927, serorang ilmuwan Belanda Jacob
Clay menemukan bukti bahwa radiasi kosmis primer dipengaruhi oleh medan
magnet bumi. Dalam perjalanan udaranya menuju Indonesia, dia menemukan bahwa
intensitas radiasi kosmis berkurang pada saat mendekati ekuator medan magnet
bumi.
Medan magnet bumi yang berasal dari dalam
bumi membentang hingga jauh ke luar angkasa. Medan magnet membentuk perisai
tidak kasat mata yang disebut magnetosfer.
Perisai ini melindungi kita dari dahsyatnya radiasi kosmis dan bahaya-bahaya
yang berasal dari Matahari. Bahaya ini mencakup badai Matahari (yang
berupa aliran terus menerus partikel bermuatan listrik), ledakan
Matahari (yang dalam beberapa menit dapat melepaskan energi setara dengan
miliaran bom Hidrogen), dan pelontaran massa korona/Coronal Mass
Ejections.
Garis-garis gaya magnet bumi yang membentang
jauh ke angkasa, menangkap partikel-partikel bermuatan yang bergerak melingkari
garis-garis gaya magnet. Karena garis-garis ini paling banyak berada di daerah
kutub, maka pada daerah inilah partikel bermuatan listrik menembus ke dalam
atmosfer bumi dan menyebabkan suatu pertunjukkan alam yang disebut cahaya kutub
atau aurora (Mukhlis Akhadi dan Hasnel Sofyan, 1999). Jadi terbentuknya aurora
yang ada di kutub utara dan selatan karena pembiasan radiasi kosmis oleh magnetosfer.
Radiasi
Matahari Yang Dibiaskan oleh Lapisan Magnetosfer.
Gambar di atas
mengilustrasikan bagaimana angin/badai matahari dibiaskan oleh medan magnet
bumi sehingga makhluk di bumi bisa selamat. Jad kita tidak perlu khawatir
dengan isu-isu adanya badai matahari yang akan menyebabkan hancurkan kehidupan
manusia di bumi. Fenomena badai matahari terjadi dalam perulangan 11 tahunan
adalah fenomena alam yang biasa dan tidak perlu dirisaukan karena kita punya medan magnet bumi
yang terus melindungi kita.
Sabuk Van Allen, suatu
lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan
sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Dr
Hugh Ross telah meneliti peran penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan Manusia.
”Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata
surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang
menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk
lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran
radiasi dari luar angkasa.”Jika lapisan
pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di
Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan
magnet adalah Merkurius – tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih
kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet.
Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya
ada pada Bumi.(Dr Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Bahkan hal
ini telah diungkapkan di dalam Al-Qur’an , Al-Anbiya [21] ayat 32. “Dan
Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan, dan
lain-lain).”
DAFTAR
PUSTAKA
I.
Buku
Saraswati. 2010. Badai Matahari
Mengancam Bumi. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
II.
Website
https://dinikapratiwi18.wordpress.com/2012/04/04/ilmu-pengetahuan-bumi-dan-antariksa/( diakses 25 maret 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar